Langsung ke konten utama

Inilah Hewan Endemik SulSel Yang Harus Dilindungi!

Dare (Macaca Maura) Hewan Endemik Sulawesi Selatan. Photo/Beranda Rimba
   Kera Hitam Sulawesi (LatinMacaca maura) adalah sejenis kera berekor sangat pendek sperti darre. Digo ini merupakan sekelompok kera yang mirip dengan monyet, namun ukuran lebih besar dan ekornya pendek atau sama sekali tidak punya ekor, akan tetapi kera jenis ini memiliki otak yang lebih kompleks, dan lebih pintar daripada monyet. Kera jenis ini memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan kera yang biasanya, kera jenis ini memiliki warna rambut pada punggung dan anggota badannya hitam, mengkilap, sedangkan pada perut dan dada berwarna cokelat tua sampai hitam. 

Bantalan pantat hampir berbentuk jorong, berwarna merah jambu. Jantan maupun betina tidak mempunyai perbedaan warna. Hanya dapat dijumpai di hutan-hutan Sulawesi Tengah. Kera ini memiliki massa otak besar, inteligensianya setingkat di bawah manusiaindera pendengar dan penglihatannya berkembang baik (binatang ini sudah dapat membedakan perbedaan warna) dan cenderung berdiri tegak. Batas Utara penyebarannya ialah D. Limboto, selatan daerah depresi Tempo dan tenggara daerah D. Matana dan D. Towuti.

Hidup berkelompok antara lain setiap kelompok tersebut mencapai 25 ekor. Makanan terdiri atas buah-buahan dan daun-daun muda. Serta serangga-serangga kecil. Keberadaan mereka sangat bergantung kepada ketersediaan sumber makanan dan tempat hidup.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suku Kajang Dan Tope Le’leng Kain Tenun Khas Suku Kajang

  oleh : Jumadil Awal        Tanah Toa adalah desa di kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, Indonesia. Desa ini dihuni oleh suku Kajang. Secara administratif Desa Tana Toa adalah satu dari sembilan belas desa yang ada dalam lokasi kecamatan Kajang, kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Desa Tana Toa adalah desa tempat komunitas masyarakat adat Kajang yang masih erat dalam menjaga dan melindungi peradaban mereka sampai yang sampai hari ini masih di pertahankan. Bahasa sehari-hari         Penduduk adat Kajang menggunakan Bahasa Makassar yang dialek bahasanya berupa bahasa Konjo sebagai bahasa sehari-harinya. Masyarakat Ammatoa memraktekkan sebuah agama adat yang disebut dengan Patuntung. Arti bila diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia bermakna “mencari sumber kebenaran. Prinsip hidup Suku Kajang        Tallase kamase-mase bermakna hidup memelas, hidup apa adanya, Hidup sederhana un...

14 Tempat Wisata Terbaik Di Kabupaten Sinjai Yang Wajib Anda Kunjungi

       Sinjai adalah salah satu kabupaten yang ada di wilayah Sulawesi Selatan yang berbatasan dengan Kabupaten Bone. Jarak antara Kota Sinjai dengan Kota Makassar sekitar ± 220 km dengan waktu perjalanan sekitar 4 jam dari Kota Makassar menggunakan angkutan umum. Kota Sinjai memiliki banyak obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Jika anda memiliki rencana untuk berwisata ke daerah Sulawesi Selatan, maka Kota Sinjai adalah salah satu tempat wisata yang perlu anda kunjungi. Berikut 14 tempat wisata terbaik di Kabupaten Sinjai versi Beranda Rimba : 1. Taman Purbakala Batu Gojeng berada di puncak Bulupoddo, Karangpuang. Di dalam kawasan wisata itu terdapat kuburan batu serta ditemukan berbagai jenis benda cagar alam budaya seperti, fosil kayu dan peti mayat serta keramik yang diperkiran berasal dari zaman Dinasty Ming. 2. Rumah Adat Karampuang berada ditengah-tengah perkampungan tradisional tua di desa Tompobulu. Di tempat ini masyarakat setem...

Anoa, Hewan Endemik Sulawesi Yang Terancam Punah

        Anoa adalah hewan endemik Sulawesi, sekaligus maskot provinsi Sulawesi Tenggara. Berdasarkan letak persebarannya, hewan ini tergolong fauna peralihan. Sejak tahun 1960-an, anoa berada dalam status terancam punah.Dalam lima tahun terakhir populasi anoa menurun secara drastis. Diperkirakan saat ini terdapat kurang dari 5000 ekor yang masih bertahan hidup. Anoa sering diburu untuk diambil kulit, tanduk dan dagingnya.        Ada dua spesies anoa, yaitu: Anoa pegunungan (Bubalus quarlesi) dan Anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis).Kedua jenis ini tinggal dalam hutan yang tidak dijamah manusia. Keduanya juga termasuk jenis yang agresif dan sulit dijinakkan untuk dijadikan hewan ternak (domestikasi). Kedua jenis ini dibedakan berdasarkan bentuk tanduk dan ukuran tubuh.Anoa dataran rendah relatif lebih kecil, ekor lebih pendek dan lembut, serta memiliki tanduk melingkar. Sementara anoa pegunungan lebih besar, ekor panjang, berkaki p...