Langsung ke konten utama

14 Tempat Wisata Terbaik Di Kabupaten Sinjai Yang Wajib Anda Kunjungi


       Sinjai adalah salah satu kabupaten yang ada di wilayah Sulawesi Selatan yang berbatasan dengan Kabupaten Bone. Jarak antara Kota Sinjai dengan Kota Makassar sekitar ± 220 km dengan waktu perjalanan sekitar 4 jam dari Kota Makassar menggunakan angkutan umum. Kota Sinjai memiliki banyak obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Jika anda memiliki rencana untuk berwisata ke daerah Sulawesi Selatan, maka Kota Sinjai adalah salah satu tempat wisata yang perlu anda kunjungi. Berikut 14 tempat wisata terbaik di Kabupaten Sinjai versi Beranda Rimba :

1. Taman Purbakala Batu Gojeng berada di puncak Bulupoddo, Karangpuang. Di dalam kawasan wisata itu terdapat kuburan batu serta ditemukan berbagai jenis benda cagar alam budaya seperti, fosil kayu dan peti mayat serta keramik yang diperkiran berasal dari zaman Dinasty Ming.


2. Rumah Adat Karampuang berada ditengah-tengah perkampungan tradisional tua di desa Tompobulu. Di tempat ini masyarakat setempat meyakini sebagai tempat pertemuan bangsawan Suku Bugis (Puang) dan Suku Makassar (Karaeng), sehingga dinamakan Rumah Adat Karampuang.


3. Air terjun Kembar dengan ciri khas yang unik yaitu terdapat dua air terjun berdamping yang mengalir sepanjang tahun dengan ketinggian sekitar 50 meter berada diatas 800 meter dari permukaan laut dan dikelilingi bukit yang sangat menarik dan sejuk.


4. Air terjun tujuh tingkat di desa Lembang kecamatan Tellulimpue, sekitar 45 kilometer dari ibukota Sinjai. Obyek wisata ini, disebut air terjun tujuh tingkat karena debit air yang deras, kemudian jatuh ke bawah melewati tujuh tingkatan.

5. Benteng Balanipa
    Benteng Balanipa, Kabupaten Sinjai (utara). Lokasi Benteng ini berjarak 220,5 km dari kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan. Benteng ini di dirikan oleh salah satu aliansi dari kerajaan Lamatti, Bulo-Bulo dan Tondong yang lasim di sebut kerajaan TELLU LIMPOE. Benteng ini untuk melindungi kerajaan Tellu Limpoe yang rapu pada saat itu karena pertarungan yang sangat hebat antara kerajaan Gowa yang di mulai pada masa pemerintahan Raja Gowa ke 9 Daeng Matanre Karaeng Manguntungi Tumapparisi Kallongna,dengan kerajaan kerajaan sekitarnya.Fungsi benteng ini dulunya sebagai pusat penumpasaan dan penahanan perampok yang berhasil ditngkap atas pemintaan Kerajaan Bone.
Bangunan benteng dengan arsitektur khas Eropa awal abad 19 ini masih berdiri kokoh, dan dimanfaatkan sebagai kantor Dinas Pariwisata. Bangunan ini berdinding tebal dan memiliki ruang-ruang tahanan.


6. Pulau-Pulau Sembilan / Pulau-pulau kecil (sembilan island/small island)
    Terletak di Kecamatan Pulau Sembilan sekitar 3 mil dari pusat kota Sinjai. Obyek wisata tersebut  dapat ditempuh sekitar 15 hingga 20 menit perjalanan laut dengan menggunakan perahu motor.
      Pulau-Pulau Sembilan merupakan deretan pulau-pulau kecil, yang oleh Pemda Sinjai dijadikan sebagai kawasan wisata bahari, terutama dengan adanya terumbu karang dan aneka jenis ikan hias yang indah, yang hidup pada perairan laut disekitarnya.
      Dikatakan Pulau Sembilan, karena kawasan tersebut terdiri dari sembilan pulau, yaitu ; Kambuno, Liang-Liang, Burunglo’e, Kodingere, Batanglampe, Katindoang, Kanalo I, Kanalo II, dan Lare-rea. Diantara sembilan pulau kecil tersebut satu diantaranya adalah pulau Larea-rea yg tidak berpenghuni. Kawasan wisata bahari tersebut juga didukung dengan adanya satu pulau kecil yang baru muncul yaitu pulau pasir (pulau yang terbentuk dari pasir yang halus berbentuk kristal), yang cukup terkenal dengan keindahannya.  
      Di sepanjang pantai Pulau-Pulau Sembilan anda dapat menikmati indahnya kemilauan pasir putih dan bonsai-bonsai laut yang tumbuh secara alami. Selain itu, kawasan Pulau-Pulau Sembilan yang didukung dengan gulungan arus gelombang yang amat kecil dan tenang, bahkan hampir-hampir tidak pernah dijumpai adanya ombak yang besar, sehingga sangat cocok untuk dijadikan sebagai arena olahraga air, seperti ; menyelam, ski air, dayung dan mancing.


7. Pantai Ujung Kupang
      Terletak di Kecamatan Sinjai Timur sekitar 15 Km dari pusat kota Sinjai. Ujung kupang merupakan salah satu objek wisata yang berpantai pasir putih selain yang anda dapat jumpai di gugusan pulau sembilan. Objek ini juga bersebelahan langsung dengan gugusan pulau-pulau sembilan dan hutan bakau Tongke-Tongke.
      Pada setiap tahunnya anda dapat menyaksikan atraksi lomba perahu tradisional dan atraksi budaya Ma’rimpa Salo, yaitu sebuah kegiatan ritual yang bermakna kesyukuran atas keberhasilan panen, baik di darat (petani) dan dilaut (nelayan), yang diwujudkan dalam suatu bentuk penangkapan ikan dengan cara menghalaunya ke muara sungai dengan menggunakan ratusan perahu tradisional, yang dilengkapai dengan pelaralatan jaring tradisionalnya.
        Masih bertempat di atas ratusan perahu-perahu tersebut dilakukan pula atraksi seni tradisional, seperti : pergelaran musik dan pencak silat yang diiringi dengan tabuhan genderang yang bertaluh-taluh dan alat musik lainnya sambil menghalau ikan menuju ke muara, yang sebelumnya telah dipasangi Belle (perangkap yang terbuat dari bambu). Selain ikan-ikan tersebut masuk ke dalam perangkap, penagkapan pun dengan serta merta dilakukan secara beramai-ramai. Ikan hasil tangkapan mereka tersebut dibawa ke darat kemudian dibakar secara tradisional dan dinikmati oleh seluruh pengunjung yang ada. Kegiatan ini telah berkalender pada setiap bulan Agustus (tanggal 15 Agustus tahun berjalan).



8. Wisata Boga TPI Lappa
        Terletak di kelurahan Lappa Kec. Sinjai Utara sekitar 4 km dari ibukota Sinjai. Berwisata di kabupaten Sinjai tidaklah lengkap jika anda tidak berkunjung ke TPI Lappa, yang merupakan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kabupaten Sinjai, sekaligus merupakan salah satu sektor primadona penghasil Pendapatan Asli Daerah (PAD) menyaksikan kesibukan para nelayan mendaratkan ikan hasil tangkapannya di tempat ini. Hiruk-pikuk dari cekikan dari penjaja dan pembeli ikan di TPI Lappa merupakan suatu bentuk tontonan tersendiri yang amat mengasikkan.
      Selain itu yang paling digemari para pengunjung dan anda harus membuktikannya sendiri adalah menikmati gurihnya ikan segar yang dibakar sendiri oleh pengunjung ataupun menggunakan jasa pemilik kios-kios pembakaran  ikan yang tersedia disekitar tempat tersebut. Wisata yang ramai pada malam hari tersebut, sangat khas dan mungkin tiada duanya si Sulawesi Selatan, bahkan Indonesia.
         Dari TPI Lappa ini pulalah dengan aman anda menyeberang ke Pulau-Pulau Sembilan, yang jaraknya 3 mil laut dengan menggunakan perahu-perahu jonson yang telah disiapkan oleh para pelaut ulung dan profesional Pulau Sembilan. 


9. Hutan Bakau (Mangrove)
       Terletak di desa Tongke-Tongke Kec. Sinjai Timur sekitar 7 km dari pusat kota Sinjai. Hutan bakau (mangrove) di Tongke-Tongke dalam perkembangannya telah menjadi obyek wisata yang ramai dan diminati, baik oleh wisatawan nusantara mauoun mencanegara, terutama sekali oleh para ilmuan yang gemar melakukan penelitian. Desa Tongke-Tongke dengan kekayaan hutan bakaunya dijuluki sebagai laboratorium bakau Sulawesi Selata. Pengembangan hutan bakau yang berlokasi pada pesisir sebelah timur kota Sinjaitersebut memiliki luas kurang lebih 786 ha, yang dikembangkan melalui swadaya masyarakat murni. Berkunjung du hutan bakau Tongke-Tongke berarti juga akan dihibur oleh aneka jenis bebunyian dan pekikan satwa dipagihari dan kepakan sayap ribuan kalelawar, yang bergantungan di atas pepohonan bakau pada siang hari.


10. Air Terjun dan Kolam Renang Permandian Baruttung
      Terletak di kelurahan Sangiasseri kec. Sinjai Selatan kurang lebih 25 km dari pusat kota Sinjai. Air terjun dan kolam permandian Baruttung berada di ibukota Kec. Sinjai Selatan sekitar 700 meter dari jalan poros Makassar-Sinjai. Obyek wisata tersebut memiliki panorama alam yang amat indah dengan kesejukan udara perbukitan. Pada bulan Maret s.d mei setiap tahunnya anda dapat menikmati manisnya aneka jenis buah-buahan hasil panen masyarakat sekitar, seperti : durian otong, rambutan lengkeng, manggis dan langsat.
    Disamping itu setiap pagi maupun sore anda dapat menikmati hangatnya sentuhan air kolam permandian, yang dibangun dengan menggunakan arsitektur nasional.
      Tidak jauh dari air terjun tersebut anda dapat pula menyaksikan ikan belut (besar) di sungai Bejo. Obyek wisata ikan belut tersebut banyak diminati oleh wisatawan lokal dan nusantara. 

11. Air Terjun Barania dan Panorama Alam
      Kawasan ini terletak di desa Barania Kec. Sinjai Barat pada jalur lintas Sinjai – Malino (Kab.Gowa). Selain itu kawasan Kec. Sinjai Barat yang memiliki keindahan alam pegunungan yang letaknya berada di kaki gunung Bawakaraeng dengan ketinggian 750 meter dpl.
      Disamping air terjun Barania Kec. Sinjai Barat yang terkenal dengan daerah pengembangan holtikultura memiliki banyak potensi wisata lainnya yang tak kalah menariknya, seperti perkebunan, pengolahan markisa segar, tanaman sayuran dan kopi arabika dan anda dapat pula menyaksikan acara ziarah ke kompleks makam raja-raja Turungeng,   makam Srikandi Balakia dan pusat pengembangan peternakan sapi perah.

12. Air Terjun Lanta’e
      Terletak di desa Palangka, kecamatan Sinjai Selatan sekitar 25 km dari pusat kota Sinjai atau 7 km dari ibukota Kecamatan Sinjai Selatan.
      Air Terjun  Lanta’e mempunyai ketinggian sekitar 40 m. Disebut air terjun Lanta’e karena jatuhnya air terjun melalui medan yang bertangga (dua anak tangga).
      Dalam kawasan obyek wisata tersebut anda juga dapat menikmati bernagai obyek wisata lain yang tak kalah menariknya seperti : “pancuran tujuh” yaitu tujuh buah pancuran air dari ruas-ruas barang bambu secara berdampingan satu sama lain,  dengan jarak antara rata-rata 100 cm. Diyakini oleh masyarakat setempat, bahwa lokasi pancuran tersebut merupakan tempat mandi bagi para bidadari yang turun dari kayangan. Diyakini pula bahwa air dari ketujuh pancuran tersebut dapat menyembuhkan berbagai penyakit, antara lain penyakit kulit.
      Selain itu, anda juga dapat menyaksikan sebatang “pohon raksasa” yang diperkirakan telah berumur 500 tahun, menikmati kesejukan alam nan indah, serta hamparan tambak air tawar sekitar 15 Ha sebagai tempat budidaya udang ‘gala’ dan ikan sirtawar.
      Air terjun lanta’e dilengkapi dengan sarana pendukung, seperti sarana jalan yang memadai dan tempat-tempat peristirahatan yang sederhana bentuknya dan mempunyai keunikan tersendiri.

13. Air Panas Panggo
      Terletak di Desa kaloling Kecamatan Sinjai Timur sekitar 8 km dari pusat kota Sinjai. Air panas Panggo memiliki temperatur 65 derajat celcius. Obyek wisata tersebut sangat potensial untuk dikembangkan, karena selain memliki areal pengembangan yang cukup luas (sekitar 2 ha) juga didukung dengan adanya aliran sungai besar, yang airnya cukup bersih dan jernih.

14. Air Panas Tondong
      Terletak di Desa Kampala Kecamatan Sinjai Timur lebih kurang 9 km dari pusat kota Sinjai. Air panas tondong mempunyai TMP 55 derajat celciu. Sejak dahulu kala tempat tersebut banyak dikunjungi, baik oleh masyarakat (wisatawan lokal) maupun domestik (mancanegara). Mandi dengan menggunakan sumber air panas Tondong dapat menyembuhkan berbagai penyakit, terutama penyakit kulit dan gatal-gatal. 

Komentar

  1. Anonim3/15/2022

    How To Deposit Money At a Casino Without Going To
    How to 바카라 규칙 Deposit Money 포커 At a Casino Without Going To The Casino To get to 사설토토 가입 샤오미 the place of a gambling shop with good 스포츠 토토 분석법 벳피스트 offers of a variety of great promotions and 넷마블 주소

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suku Kajang Dan Tope Le’leng Kain Tenun Khas Suku Kajang

  oleh : Jumadil Awal        Tanah Toa adalah desa di kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, Indonesia. Desa ini dihuni oleh suku Kajang. Secara administratif Desa Tana Toa adalah satu dari sembilan belas desa yang ada dalam lokasi kecamatan Kajang, kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Desa Tana Toa adalah desa tempat komunitas masyarakat adat Kajang yang masih erat dalam menjaga dan melindungi peradaban mereka sampai yang sampai hari ini masih di pertahankan. Bahasa sehari-hari         Penduduk adat Kajang menggunakan Bahasa Makassar yang dialek bahasanya berupa bahasa Konjo sebagai bahasa sehari-harinya. Masyarakat Ammatoa memraktekkan sebuah agama adat yang disebut dengan Patuntung. Arti bila diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia bermakna “mencari sumber kebenaran. Prinsip hidup Suku Kajang        Tallase kamase-mase bermakna hidup memelas, hidup apa adanya, Hidup sederhana untuk orang-orang Kajang merupakan sejenis ideologi yang berperan sebag

Kompang, Desa Kecil Yang Kompak Di Kabupaten Sinjai

Kantor Kepala Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai Desa Kompang dan Ceritanya Sebuah desa di Kaki Gunung di Jazirah Sulawesi Selatan. Desa yang pernah menjadi buah bibir nasional. Juli 2006 silam dilanda bencana tanah longsor bersama sekian banyak wilayah lain di Kabupaten Sinjai Sulawesi selatan yang tertimpa bencana tanah longsor dan banjir bandang yang terjadi secara bersamaan. Secara administratif Desa Kompang masuk dalam wilayah Kecamatan Sinjai Tengah, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan. Luas wilayah Desa kompang 14,23 km². Di sebelah Utara berbatasan dengan Desa Bontosalassa, sebelah timur berbatasan dengan Desa Pattongko, di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Saotanre, di sebelah barat berbatasan dengan Desa Gantarang. Desa ini yang berjarak kurang lebih 30 km dari ibu kota kabupaten (Sinjai Utara). Sedangkan dari Kota Provinsi Sulawesi Selatan dapat diakses melalui 3 jalur. Pertama, melalui jalur utara Kota Makassar, melewati Kawasan Perbukitan Karst

Inilah Ma'badong, Tradisi Unik Suku Toraja

  Ma'badong  satu tarian upacara asal dari Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Tarian Ma'badong ini diadakan pada upacara kematian yang dilakukan secara berkelompok. Para penari (pa'badong) membentuk lingkaran dan saling berpegangan tangan dan umumnya mereka berpakaian hitam-hitam. Ma'badong bukan hanya sekadar tarian, melainkan sebuah kegiatan melagukan  badong  dengan gerak khas. [ Syair yang dilagukan disebut  kadong-badong  (the chant for the deceased). Isi dari syair tersebut tidak lain adalah pengagungan terhadap  si  mati.   Di dalamnya diceritakan asal-usul dari langit, masa kanak-kanaknya, amal dan kebaikannya, serta semua hal menyangkut dirinya yang dianggap terpuji.  Selain itu, di dalamnya juga mengandung harapan bahwa orang mati tersebut dengan segala kebaikannya akan memberkati orang-orang yang masih hidup. Penari melingkar dan saling mengaitkan jari-jari kelingking. Penari terdiri dari pria dan wanita setengah baya atau tua. Pa'badong melantunka