Langsung ke konten utama

Inilah Goa Kalibong Allo, Goa Dengan Gugusan Ornamen Stalagmit Dan Stalagtit Yang Indah


    Goa Kalibong Allo adalah goa yang berada di kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung yang terletak di Kelurahan Biraeng, Kecamatan Minsate'ne, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, Indonesia. Dalam bahasa setempat, Kalibong berarti lubang dan Alo adalah penamaan untuk burung Julang Sulawesi. Goa Kalibong Allo sendiri memiliki panjang hampir 2 kilomoter dengan lebar antara 300-400 meter. Jalur untuk menuju goa ini sendiri terbilang cukup ekstrim karena memiliki 3 tanjakan terjal dengan karang-karang tajam yang mengharuskan wisatawan untuk menggunakan alat yang cukup savety ketika mengunjungi lokasi ini.

    Alat-alat yang harus digunakan cukup dengan membawa:
  1. Helm Pengaman
  2. Tali Webbing
  3. Sepatu karet (Bukan Sepatu Tracking)
  4. Headlamp (Lampu penerang/Senter)
    Lokasi untuk menuju ke Goa Kalibong Alloa lumayan memakan waktu sekitar 1 jam 30 menit dari kota Makassar menuju Kabupaten Pangkep menggunakan kendaraan roda dua. Setelah tiba di lokasi, ada 3 tanjakan yang mengharuskan pengunjung untuk menggunakan tali webbing agar tetap aman karena tanjakan yang harus dilewati memiliki kemiringan 90 derajat. Setelah melewati 3 tanjakan tersebut, wisatawan akan melihat pemandangan yang akan menghilangkan rasa capek.


    Setelah itu teman-teman akan masuk ke mulut goa, jika terlalu lelah membawa barang bawaan. Barang-barang para wisatawan bisa di simpan di area mulut goa. Dan ketika ingin masuk kedalam goa, harap ingat untuk tetap menggunakan Helm Pengaman dan tetap membawa Tali Webbing dan Senter agar mempermudah wisatawan untuk masuk kedalam goa.

    Setelah masuk, ada turunan terjal yang mengharuskan wisatawan untuk menggunakan Tali Webbing dan Helm Pengaman untuk turun.


    Setelah masuk, wisatawan akan menyaksikan keindahan bebatuan Stalagtit dan Stalagmit goa Kalibong Allo.

    Tapi untuk sekarang ini, ada beberapa oknum yang mencuri dan memotong bebatuan Stalagmit yang berada dalam goa tersebut, terlihat sisa-sisa potongan dan cukup mengecewakan untuk saya sendiri sebagai pengunjung.

Berikut Video yang saya dokumentasikan ketika berkunjung ke Goa Kalibong Allo, Kabupaten Pangkep:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suku Kajang Dan Tope Le’leng Kain Tenun Khas Suku Kajang

  oleh : Jumadil Awal        Tanah Toa adalah desa di kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, Indonesia. Desa ini dihuni oleh suku Kajang. Secara administratif Desa Tana Toa adalah satu dari sembilan belas desa yang ada dalam lokasi kecamatan Kajang, kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Desa Tana Toa adalah desa tempat komunitas masyarakat adat Kajang yang masih erat dalam menjaga dan melindungi peradaban mereka sampai yang sampai hari ini masih di pertahankan. Bahasa sehari-hari         Penduduk adat Kajang menggunakan Bahasa Makassar yang dialek bahasanya berupa bahasa Konjo sebagai bahasa sehari-harinya. Masyarakat Ammatoa memraktekkan sebuah agama adat yang disebut dengan Patuntung. Arti bila diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia bermakna “mencari sumber kebenaran. Prinsip hidup Suku Kajang        Tallase kamase-mase bermakna hidup memelas, hidup apa adanya, Hidup sederhana untuk orang-orang Kajang merupakan sejenis ideologi yang berperan sebag

Kompang, Desa Kecil Yang Kompak Di Kabupaten Sinjai

Kantor Kepala Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai Desa Kompang dan Ceritanya Sebuah desa di Kaki Gunung di Jazirah Sulawesi Selatan. Desa yang pernah menjadi buah bibir nasional. Juli 2006 silam dilanda bencana tanah longsor bersama sekian banyak wilayah lain di Kabupaten Sinjai Sulawesi selatan yang tertimpa bencana tanah longsor dan banjir bandang yang terjadi secara bersamaan. Secara administratif Desa Kompang masuk dalam wilayah Kecamatan Sinjai Tengah, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan. Luas wilayah Desa kompang 14,23 km². Di sebelah Utara berbatasan dengan Desa Bontosalassa, sebelah timur berbatasan dengan Desa Pattongko, di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Saotanre, di sebelah barat berbatasan dengan Desa Gantarang. Desa ini yang berjarak kurang lebih 30 km dari ibu kota kabupaten (Sinjai Utara). Sedangkan dari Kota Provinsi Sulawesi Selatan dapat diakses melalui 3 jalur. Pertama, melalui jalur utara Kota Makassar, melewati Kawasan Perbukitan Karst

Inilah Ma'badong, Tradisi Unik Suku Toraja

  Ma'badong  satu tarian upacara asal dari Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Tarian Ma'badong ini diadakan pada upacara kematian yang dilakukan secara berkelompok. Para penari (pa'badong) membentuk lingkaran dan saling berpegangan tangan dan umumnya mereka berpakaian hitam-hitam. Ma'badong bukan hanya sekadar tarian, melainkan sebuah kegiatan melagukan  badong  dengan gerak khas. [ Syair yang dilagukan disebut  kadong-badong  (the chant for the deceased). Isi dari syair tersebut tidak lain adalah pengagungan terhadap  si  mati.   Di dalamnya diceritakan asal-usul dari langit, masa kanak-kanaknya, amal dan kebaikannya, serta semua hal menyangkut dirinya yang dianggap terpuji.  Selain itu, di dalamnya juga mengandung harapan bahwa orang mati tersebut dengan segala kebaikannya akan memberkati orang-orang yang masih hidup. Penari melingkar dan saling mengaitkan jari-jari kelingking. Penari terdiri dari pria dan wanita setengah baya atau tua. Pa'badong melantunka