Langsung ke konten utama

Kura-Kura Blanding, Kura-Kura Yang Mampu Berenang Di Bawah Es Ini Terancam Punah


Kura-kura Blanding (Emys blandingii or Emydoidea blandingii) adalah kura-kura semi-akuatik dari keluarga Emydidae. Kura-kura Amerika Utara ini dianggap sebagai spesies yang terancam punah. Sebagian besar Kura-kura tidak memiliki kemampuan mengatasi udara dingin dengan baik. Namun jenis Kura-kura ini dapat berenang dibawah es tepatnya di wilayah Great Lakes di Amerika.

Kura-kura Blanding adalah kura-kura berukuran sedang dengan panjang cangkang rata-rata sekitar 18-23 cm (7,1-9,1 in) dengan maksimum 25,5 cm (10,0 in). Yang membedakan dari kura-kura ini adalah dagu kuning cerah dan tenggorokan. Cangkang atau tempurung atas berbentuk persegi dan sedikit pipih sepanjang garis tengah, dan lonjong jika dilihat dari atas. Tempurung kura-kura ini berbintik-bintik kuning berwarna terang dengan garis-garis pada berwarna gelap. Cangkang kura-kura ini lebih rendah, berwarna kuning dengan bercak gelap simetris. Kepala dan kaki kura-kura ini berwarna gelap dan biasanya berbintik atau belang-belang berwarna kuning.

Kura-kura Blanding ini mampu bertahan di musim dingin di bawah air es, lumpur, atau di bawah vegetasi dan puing-puing. Selama musim bertelur, kura-kura Blanding betina dapat ditemukan lebih dari satu kilometer dari tempat hibernasi. Kura-kura Blanding adalah omnivora, makanannya berupa krustasea dan invertebrata lainnya seperti ikan, katak, udang karang, bangkai, buah, dan sayuran. Kura-kura Blanding bisa hidup sampai 80 tahun.

Kura-kura Blanding adalah kura-kura pemalu dan lebih memilih tetap didalam air selama berjam-jam saat ada bahaya. Jika jauh dari air, kura-kura ini akan menarik diri ke cangkangnya. Kura-kura ini sangat lambat dan jarang mencoba untuk menggigit. Kura-kura ini sangat lincah dan perenang yang baik. Kura-kura Blanding ini tidak akan muncul setelah mereka  mencapai usia dewasa. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inilah Ma'badong, Tradisi Unik Suku Toraja

  Ma'badong  satu tarian upacara asal dari Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Tarian Ma'badong ini diadakan pada upacara kematian yang dilakukan secara berkelompok. Para penari (pa'badong) membentuk lingkaran dan saling berpegangan tangan dan umumnya mereka berpakaian hitam-hitam. Ma'badong bukan hanya sekadar tarian, melainkan sebuah kegiatan melagukan  badong  dengan gerak khas. [ Syair yang dilagukan disebut  kadong-badong  (the chant for the deceased). Isi dari syair tersebut tidak lain adalah pengagungan terhadap  si  mati.   Di dalamnya diceritakan asal-usul dari langit, masa kanak-kanaknya, amal dan kebaikannya, serta semua hal menyangkut dirinya yang dianggap terpuji.  Selain itu, di dalamnya juga mengandung harapan bahwa orang mati tersebut dengan segala kebaikannya akan memberkati orang-orang yang masih hidup. Penari melingkar dan saling mengaitkan jari-jari kelingking. Penari terdiri dari pria dan wanita ...

Suku Kajang Dan Tope Le’leng Kain Tenun Khas Suku Kajang

  oleh : Jumadil Awal        Tanah Toa adalah desa di kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, Indonesia. Desa ini dihuni oleh suku Kajang. Secara administratif Desa Tana Toa adalah satu dari sembilan belas desa yang ada dalam lokasi kecamatan Kajang, kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Desa Tana Toa adalah desa tempat komunitas masyarakat adat Kajang yang masih erat dalam menjaga dan melindungi peradaban mereka sampai yang sampai hari ini masih di pertahankan. Bahasa sehari-hari         Penduduk adat Kajang menggunakan Bahasa Makassar yang dialek bahasanya berupa bahasa Konjo sebagai bahasa sehari-harinya. Masyarakat Ammatoa memraktekkan sebuah agama adat yang disebut dengan Patuntung. Arti bila diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia bermakna “mencari sumber kebenaran. Prinsip hidup Suku Kajang        Tallase kamase-mase bermakna hidup memelas, hidup apa adanya, Hidup sederhana un...

14 Tempat Wisata Terbaik Di Kabupaten Sinjai Yang Wajib Anda Kunjungi

       Sinjai adalah salah satu kabupaten yang ada di wilayah Sulawesi Selatan yang berbatasan dengan Kabupaten Bone. Jarak antara Kota Sinjai dengan Kota Makassar sekitar ± 220 km dengan waktu perjalanan sekitar 4 jam dari Kota Makassar menggunakan angkutan umum. Kota Sinjai memiliki banyak obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Jika anda memiliki rencana untuk berwisata ke daerah Sulawesi Selatan, maka Kota Sinjai adalah salah satu tempat wisata yang perlu anda kunjungi. Berikut 14 tempat wisata terbaik di Kabupaten Sinjai versi Beranda Rimba : 1. Taman Purbakala Batu Gojeng berada di puncak Bulupoddo, Karangpuang. Di dalam kawasan wisata itu terdapat kuburan batu serta ditemukan berbagai jenis benda cagar alam budaya seperti, fosil kayu dan peti mayat serta keramik yang diperkiran berasal dari zaman Dinasty Ming. 2. Rumah Adat Karampuang berada ditengah-tengah perkampungan tradisional tua di desa Tompobulu. Di tempat ini masyarakat setem...